Sebagai seorang engineer teman-teman mungkin sering dihadapkan pada permasalahan-permasalahan transportasi dan tindakan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi permasalahan tersebut. disini merupakan ulasan beberapa permasalahan tarnsportasi yang paling umum di negeri tercinta kita ini.
A. JENIS MASALAH TRANSPORTASI
A.1. Polusi Udara
Menurut UU pokok pengelolaan lingkungan hidup No.4 tahun 1982, polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannyaPolusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
A.2. Konsumsi Energi
Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah menjadi energi berguna lainnya. Bahan bakar yang digunakan untuk transportasi darat berasal dari BBM atau bahan bakar minyak. Berdasarkan UU No.22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, bahan bakar minyak adalah bahan bakar yang diolah dan/atau berasal dari minyak bumi.Berdasarkan data dari Kementrian Enerdi dan Sumber Daya Mineral, dalam APBN, volume BBM bersubsidi tahun 2010 ditetapkan sebesar 36.504.775 kilo liter. mencapai 40.100.000 kilo liter. Tahun 2009, kuota BBM bersubsidi ditetapkan 36.854.448 kilo liter, realisasinya mencapai 37.837.611 kilo liter.
Metode Kurva “S” merupakan salah satu cara yang sering digunakan untuk memonitor progres sebuah proyek. Cara yang sama dapat diterapkan untuk hal-hal lain, termasuk menganalisa evolusi pertumbuhan kebutuhan energi sebuah negara. Saya membagi Kurva “S” pertumbuhan energi ke dalam empat fase, yaitu fase pra-industrialisasi, fase pembangunan (industrialisasi), fase ekuilibrium, dan fase lanjutan.
A.3. Lahan dan Estetika
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Untuk mengatur lahan-lahan di Indonesia agar bisa digunakan untuk sarana, permukiman maupun prasarana, diperlukan suatu pola tata guna lahan. Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu.
A.4. Kemacetan
Kemacetanadalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas. Faktor-foktor penyebab kemacetan lalu lintas antara lain: tidak seimbangnya luas atau kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan bermotor, ledakan penduduk, peningkatan penggunaan kendaraan pribadi, rendahnya kualitas angkutan umum, kurangnya disiplin dari para pengguna jalan serta kurangnya penanganan dari pemerintah
A.5. Gangguan Kebisingan
Kebisingan akibat lalu lintas kendaraan berat / truck timbul dari mesin-mesin, bunyi rem, gerakan bongkar muat hidrolik, dan lain-lain yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif di sekitarnya.Di instalasi pengolahan kebisingan timbul akibat lalu lintas kendaraan truk sampah disamping akibat bunyi mesin pengolahan (tertutama bila digunakan mesin pencacah sampah atau shredder). Kebisingan di sekitar lokasi TPA timbul akibat lalu lintas kendaraan pengangkut sampah menuju dan meninggalkan TPA; disamping operasi alat berat yang ada.
PENYEBAB
Secara umum dapat disimpulkan bahwa penyebabpermasalahan transportasi di darat:
1. Tidak seimbangnya pertambahan jaringan jalan sertafasilitas lalulintas dan angkutan bila di bandingkan dengan pesatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan yang berakibat pada meningkatnya volume lalu lintas.
2. Meningkatnya mobilitas orang, barang, jasa dan pariwisata.
3. Kurang disiplinnya pengemudi.
4. Menurunnya kondisi fisik angkutan.
5. Permasalahan tariff dan rute atau trayek.
6. Manajemen lalu lintas yang kurang baik.
7. Ketidak terpaduan pengelolaan system transportasi.
8. Pengembangan kota yang tidak di ikuti dengan sturktur tataguna lahan yang serasi (tataruang belum terpadu)
AKIBAT/DAMPAK
DampakSosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempa pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang / oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan.Sikap oposisiinise cara rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka , sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampa kini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.
SOLUSI MENGATASI MASALAH
Alternatif Penanganan
1. Green Transportation
Konsep Green Transportation adalah konsep yang dimaksudkan agar moda transportasi bisa lebih ramah lingkungan, hal ini bisa dilakukan dengan Sistem ini merupakan perangkat transportasi yang berwawasan lingkungan. Transportasi hijau merupakan pendekatan yang digunakan untuk menciptakan transportasi yang sedikit atau tidak menghasilkan gas rumah kaca.Gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab global warming selama ini.
2. Electronic Road Pricing
Electronic Road Pricing (ERP) is an electronic system of road pricing based on a pay-as-you-use principle. It is designed to be a fair system as motorists are charged when they use the road during peak hours. (Raymon Lim : 2008). Congestion pricing (pungutan biaya kemacetan) merupakan salah satu economic instruments yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Electronic RoadPricing (ERP) merupakan salah satu sebutan untuk Congestion Pricing.
Sistem ini merupakan sistem pungutan kemacetan menggunakan kartu elektronik. Sistem ini membebankan sejumlah biaya kepada pemilik kendaraan karena akan melewati suatu jalur tertentu sebab kendaraannya berpotensi menyebabkan kemacetan pada waktu tertentuKonsep penarikan pajak yang pertama kali dikenal dengan nama Area Licensing Scheme di Singapura, sistem ini dekenalkan oleh Restricted Zone pada tahun 1975. Kemudian ALS diperluas pada jalan-jalan bebas hambatan dengan RPS atau Road Pricing SchemePada September 1998, ERP menggantikan sistem manual untuk RZ dan jalur bebas hambatan. Sejak saat itulah sistem ERP dikenal oleh dunia sebagai salah satu upaya penangan kemacetan.
3. Sustainability Transportation
Transportasi berkelanjutan merupakan suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang ada secara konsisten dengan memperhatikan: (a) penggunaan sumberdaya terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat regenerasinya; dan (b) penggunaan sumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat pengembangan sumberdaya alternatif yang terbarukan. Sistem transportasi yang berkelanjutan mengakomodasikan aksesibilitas semaksimal mungkin dengan dampak negatif yang seminimal mungkin. Sistem transportasi yang berkelanjutan harus memperhatikan setidaknya tiga komponen penting, yaitu aksesibilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan. (Wikipedia.org)